CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 09 Juni 2012

Akulah Dia #2


“Yuki, I’m very happy!” ucap seseorang dengan girangnya.
“kenapa lo, Fan?! Kemasukan lo?!” ledek Yuki. Stefan tak menghiraukannya, dia terus mengumbarkan senyumannya. Yuki memandang sahabatnya itu. Aneh. Pikir Yuki.
“eh di Tanya malah senyum-senyum. Bener-bener nih anak, kemasukan kali yaa. Jadi ngeri gue. Hahaha. ” Yuki tertawa di atas keanehan sahabatnya.
“gue jadian sama Bela.” Tawa Yukipun perlahan mereda. Jleb! Tiba-tiba pedang panjang menusuk ulu hatinya. Yuki tersenyum pahit. Dia tak ingin terlihat sedih ketika sahabatnya senang.
“ciyee, selamet yaa. Akhirnya sobat gue punya pacar juga. Hehe. Ngomong-ngomong Bela, kapan lo ketemunya, bukannya waktu itu lo ketemuan Voke?!”
“jadi gini, waktu itu tuh gue emang ketemuan sama Voke, dan dia itu bawa temennya yang tak lain adalah Bela. Waktu disana, Voke malah keasikan dandan dan teleponan entah sama siapa, jadi gue ngobrol sama Bela.” Stefan menghela nafasnya sebentar kemudian dia melanjutkan lagi ceritanya. “setelah di ajak ngobrol banyak, ternyata Bela asyik juga di ajak ngobrol, dan gue nyaman sama dia. Dia itu perempuan yang buat gue nyaman setelah nyokap gue dan lo. Dan beberapa hari setelah itu kita jadian deh.” Ucapnya panjang lebar dengan ekspresi senangnya. Yuki yang sedari tadi mendengarkannya hanya bisa diam. Tanpa dia sadari air matanya mengalir perlahan di pipi putihnya.
“Yuki lo nangis?!” Tanya Stefan ketika dia melihat Yuki yang ada di sampingnya. Yuki langsung menghapus air mata nya. “gak kok, gue Cuma kelilipan. Hehe.” Ucap Yuki sambil mengucek-kucek matanya.
Drrt.. Drrt.. Drrt..
BB Stefan pun bergetar. Stefan langsung membuka pesan itu. Dengan perasaan senang Stefan membalas pesan itu.
“eh, Yuk, gue cabut dulu yaa. Bye.” Stefanpun meninggalkan Yuki sendiri di tempat rahasia mereka. Yuki tertegun melihat kepergian Stefan. Dia merasa Stefan telah berubah. Tak biasanya Stefan membiarkan Yuki saat kelilipan, biasanya dia menolong meniup mata Yuki. Meskipun tadi hanya kelilipan pura-pura, tapi setidaknya Stefan membantunya. Terus satu lagi, biasanya ketika Stefan hendak pergi pasti dia tidak lupa mengacak-acak rambut Yuki, tapi tadi? Stefan bahkan lupa akan hal itu. Yuki takut kehilangan Stefan yang dulu. Stefan yang tak pernah lupa mengacak-acakan rambutnya ketika hendak pergi, meskipun Yuki selalu kesal akan hal itu. Bela berhasil membuat Stefan berubah dan melupakan dirinya. Yuki menangis. Terisak pilu.
“ARRGGHH!”


Sebuah asa yang terlalu lama ku simpan ini hanya untukmu,
Tak ada yang lain
Namun mengapa masih saja kau terus membuka hati untuk yang lain
#KU
***
Hari-hari tlah mereka lewati. Stefan dan Bela semakin lengket. Sedangkan Stefan dan Yuki jarang sekali bertemu. Sekalinya bertemu pasti Yuki sebisa mungkin menghindar dari Stefan. Tak jarang Yuki melihat Stefan dan Bela sedang jalan berdua.
“eh Ki, kemana aja lo?” sapa Stefan ketika mereka tak sengaja bertemu di koridor kampus.
“eh, Fan. Gue ada aja kok. Hehe.” Jawab Yuki kikuk. Ingin sekali dia memeluk pria yang ada di hadapannya kini, tapi dia takut.
“ntar jalan yuk!” ajak Stefan. Yukipun mengangguk cepat, karena inilah hal yang ia tunggu-tunggu.
“ntar sore bareng Bela.” Yuki down seketika saat Stefan bilang ‘bareng Bela’.
“eh, Fan kalo sore gue gak bisa deh, ada perlu.” Sebisa mungkin Yuki menolak ajakan Stefan. Dia hanya tak ingin pada saat nanti dia melihat kemersaan kedua sejoli yang sejak di mabuk cinta itu –Stefan dan Bela-.
“yaah, elo gak asik ah.” Stefan mengerucutkan bibirnya. Yuki terkekeh melihat tingkah Stefan.
“lo kangen yaa sama gue?!” ejek Yuki.
“iya, gue kangen sama lo.” Dug dug dug. Detak jantung Yuki berdegup kencang. Wajahnya terasa panas, mungkin kini wajahnya berubah menjadi merah.
“gue kangen ngacak-ngacak rambut lo kayak gini.” Ucap Stefan sembari mengacak-acak rambut Yuki. Yuki yang baru saja terbang ke langit ke tujuh harus terjatuh lagi ke permukaan bumi. Yuki mendengus kesal. “ih Stefaaaaan!”

Cintaiku
Ku berharap kau kelak kan cintai aku
Saat kau telah tak bersama kekasihmu
Kulakukan semua agar kau cintaiku
***
“hah? Itu kan Bela?! Tapi kok bukan sama Stefan?” seseorang melihat Bela dan seorang pria keluar dari toko perhiasan. Mereka berdua terlihat begitu mesra. Tak jarang mereka memamerkan kemesraan itu.
***
“Stefan?!” Desis Yuki ketika dia melihat Stefan berada di tempat rahasia mereka berdua. “kok lo ada disini?! Bukannya lo jalan yaa sama Bela?” Tanya Yuki heran.
“eh, Yuki. Ga nih, katanya dia mau pergi sama nyokapnya gitu.” Jawab Stefan.
“hah? Sama nyokapnya? Tapi tadi gue liat dia sama cowok, gue kira dia pergi sama lo.” Ucap Yuki. Ya, tadi sebelum dia ke tempat rahasianya itu, dia menyempatkan diri untuk ke toko buku yang berada di mall terdekat. Namun tanpa di duga dia melihat Bela dengan pria lain keluar dari toko perhiasan dan bermesraan.
“serius, Yuk?! Lo gak bohong, kan?!” ucap Stefan terkejut. Yuki mengangguk cepat, kemudian dia menceritakan apa yang dia lihat tadi.
“Argh! Gak mungkin. Bela gak mungkin selingkuh!” tampak sekali, raut wajahnya menyimpan amarah. Dia mengepalkan tangannya. Stefan sangat frustasi akan hal itu. Dia tak percaya dengan pernyataan Yuki tadi. Sedangkan Yuki sendiri, dia takut dengan tatapan Stefan saat itu. Baru kali ini Yuki melihat Stefan semarah itu.
“bilang sama gue, Yuk, kalo lo itu bohong. Iya, kan? Lo bohong, kan? Bilang sama gue, Yuk! Bilang!” Stefan menggoyang-goyangkan bahu Yuki, dan Yuki hanya diam tertunduk. “Yuki cepetan bilang sama gue, kalo semua itu bohong!” Stefan terus mencengkram bahu Yuki, sampai-sampai Yuki meringis kesakitan. Tanpa terasa bulir-bulir air mata Yuki mengalir deras membentuk aliran sungai di pipinya. Benar Bela sudah membutakan Stefan, sampai-sampai tanpa Stefan sadari dia telah menyakiti lahir batinnya Yuki. Hati Yuki sakit, dia tak menyangka secepat itukah Stefan jatuh hati pada Bela.
“gue gak bohong! Gue liat pake mata kepala gue sendiri. Gue gak bohong.” Ucap Yuki. Dia semakin terisak. “arrgh!” Stefan melepaskan cengkraman tangannya dengan kasar, Yuki juga hampir jatuh di buatnya. Yuki terus terisak, tubuhnya bergetar. Stefan dengan segenap amarah di hatinyapun meninggalkan Yuki yang asyik dengan tangisnya.
‘lo berubah, Stef. Gue gak nyangka lo kasar sama gue. Gue cuma gak mau lo terbuai lebih dalam lagi. Karena gue sayang sama lo, Stef. Gue cinta sama lo.’ Tangis batinnya.

Cintaku padamu begitu besar
Namun kau tak pernah bisa merasakan


Terlalu jauh engkau melihat
Coba rasakan yang ada di sekitarmu

*bersambung :))

0 komentar:

Posting Komentar