CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 17 Agustus 2013

Sebiru Hari Ini - EdCoustic



Sebiru hari ini, birunya bagai langit terang benderang

Sebiru hati kita, bersama di sini

Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah


Reff:
Bukankah hati kita telah lama menyatu
Dalam tali kisah persahabatan Illahi
Pegang erat tangan kita terakhir kalinya
Hapus air mata meski kita kan terpisah

Selamat jalan teman
Tetaplah berjuang
Semoga kita bertemu kembali
Kenang masa indah kita
Sebiru hari ini


Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah

intro

Reff 2x

Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah


Sebiru Hari Ini - EdCoustic 

Kamis, 15 Agustus 2013

Dan Kamu #10


Hello everybodyyyyy! Aku muncul kepermukaan setelah lama menyelam hahaha kangen aku gak? *enggak yaaa? :p* yaudah deh, aku lanjut cerpen aneh ku, maaf yaa yang udah nunggu. Aku nya sedang sibuk hahaha *emang ada yg nunggu ya?* Yaudah deh, daripada banyak cincong geje dari aku mending mulai aja ya. Bismilah :) 




Happy reading guys! 



Pervious 
Cklek! Pintu terbuka. 
"Mau bertemu dengan siapa, non?" Ucap mbok Mun ketika dia melihat seorang gadis yang tersenyum dan bewajah cantik namun pucat dan matanya bengkak seperti habis nangis. Pikirnya. 
"Hmm. Kak Willynya ad..." BRUK! 



Next! 



"Hmm. Kak Willynya ad..." BRUK! 
"Astagfirullah. Non!" Teriak mbok Mun, ketika tubuh Yua tiba-tiba ambruk di hadapannya. Tubuh Yua yang memang sudah memucat bertambah pucat. Suhu badannya terasa panas namun terdengar sedikit gertakan gigi Yua. "Toloooong!" Teriak mbok Mun, membuat Mang Ujang yang sedang mengurus kebun berlari ke arah mereka. Mama Willy yang sedari tadi sibuk membaca majalahnya dengan cepat bergegas keluar untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. 
"Ya Allah, Yua." Pekik Mama Willy ketika melihat Kekasih anaknya itu tergeletak di lantai. "Mang Ujang, tolong angkat Yua ke kamar tamu. Sekarang!" Perintah Mama Willy. Terlihat jelas raut wajah panik di rona muka mama Willy, bagaimana tidak, dia mengenal Yua yang menurutnya gadis yang ceria dan manja ini, harus terkulai lemas. 



"Ini nyonya, kompresannya." Mbok Mun menyerahkan sebuah baskom yang berisi air hangat beserta lap kompres. 
"Makasih mbok." 
"Iya, nya. Kalo begitu mbok permisi dulu." 
Mama Willy hanya menanggapinya dengan senyuman. Setelah kepergian mbok Mun, mata wanita setengah baya ini terfokus pada gadis manis yang terkulai di ranjang. Dengan telaten dia mengkompres kening Yua, agar demamnya menurun. 
"Kak Willy" desah Yua. Dia mengingau memanggil nama Willy. Entah mengapa disudut matanya keluar cairan bening. Sebegitu sakitkah gadis ini? 
Mama Willy terperanjat ketika kekasih anaknya itu mengingaukan nama anak semata wayangnya itu. Ditambah lagi isakan kecil perlahan terdengar dari bibir Yua, padahal kondisinya sedang tak sadarkan diri. Ada apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka? Timbul banyak pertanyaan di benak Mama Willy. 
*** 
Bruuuumm! Ckit! 
Brak! 
"Eh den Willy." Ucap Mbok Mun. Yang ketika itu Mbok Mun sedang membawakan semangkuk bubur dan segelas air putih beserta beberapa obat. Willy heran dengan bawaan Mbok Mun. 
"Itu bubur buat siapa? Terus siapa yang sakit?" Ucap Willy sedikit panik. 
"Hmm. Buat...." Belum sempat Mbok Mun meneruskan kalimatnya. Ponsel Willy berdering. 'Tlilit' 
"Halo" Willy mengisyaratkan kepada Mbok Mun untuk pamit ke kamarnya. Mbok Mun mengangguk, lalu pergi mengantarkan isian nampan itu ke kamar tamu, tempat Yua berada.
*** 
"APA?! Yua gak ada? Kok bisa?" 
"...." 
"Coba deh cek lagi" 
"...." 
"Dia gak sama aku kok" 
"...." 
Klik! 
"ERGH!" Dengan kesal dia meremas rambutnya. 'Harusnya aku gak ngelakuin ini' rasa sesal kini berkecamuk di hatinya. 
*** 
"BabyKeeeeeev! Hiks~" 
"Iya, kenapa sayang? Loh loh kok nangis?" Kevin panik ketika melihat Kimmy menangis tersedu-sedu. 
"Yua.. Hiks" 
"Yua kenapa?" Tanya Kevin bingung. Yua? Ada apa dengan adiknya? Hingga Kimmy menangis terisak begini? Pertanyaan demi pertanyaan muncul di kepala Kevin. 
"Yua gak ada di kamarnya. Aku hubungi dia tapi HP nya gak aktif. Hiks.. Hiks.. Terus aku tadi nemuin ini..." Kimmy menyodorkan puing-puing Ponsel Yua yang berserakan di lantai kamar Yua, saat dia mencari Yua. Kimmy terus menangis. Kevin memeluk Kimmy, dan menenangkannya. Walau jauh di lubuk hatinya, Kevin tak tenang. Namun ia mencoba menutupi kepanikannya. Kalau sama-sama panik, siapa yang mau menguatkan? Pikir Kevin. 
"Kamu tenang ya, sayang. Aku yakin, Yua aman." Kevin meyakinkan Kimmy dan dirinya sendiri. Dia tak ingin pikiran negatif menyelimuti hati dan otaknya. 
*** 
"Ini nyonya, bubur dan obatnya" Mbok Mun menyimpan nampan itu di meja pinggir ranjang Yua. Saat itu Mama Willy sedang mengelus-elus rambut Yua, agar Yua tenang. 
"Makasih Mbok Mun. Oh ya, Willy sudah pulang?" 
"Sudah Nya. Tadi Mbok sempat bertemu di depan" 
"Oh, kalo begitu, tolong jaga Yua, ya, Mbok. Saya mau bertemu Willy dulu." Mama Willy mengelus kening Yua sebentar, lalu pergi menuju kamar Willy. 
"Baik Nya." 
*** 
CKLEK! 
Seorang pemuda yang sedang asyik memainkan Play Station untuk menghilangkan kegalauannya itu tampak terkejut ketika Mamanya memasuki kamarnya dan duduk tepat disampingnya. 
"Ada apa, Ma?" Willy kembali memainkan PSnya. 
"Mama mau bicara." Ucap Mama Willy dengan tegas dan membuat Willy menghentikan sejenak aktifitasnya. 
"Bicara apa, Ma? Kayaknya serius banget nih." Tebak Willy. 
"Ada masalah apa, kamu sama Yua?" Deg! Pertanyaan Mamanya membuat perasaannya tak karuan. 
"Ah engga kok Ma, Willy sama Yua gak ada masalah kok" Jawab Willy berdusta. 'Maafkan aku, Ma' sesalnya dalam hati. 
"Ck" Mama Willy hanya berdecak kesal. Karena dia tahu, anaknya sedang menyembunyikan sesuatu. 
Semua terdiam... 
"Oh iya, Ma. Tadi aku liat Mbok Mun, bawa bubur plus obat. Emang siapa yang sakit? Bukan Mama, kan?" Ucap Willy mencoba mencairkan suasana yang mulai tak enak saat itu. Sedalam-dalamnya menyembunyikan rahasia, pasti akan tercium baunya. Dia mengalihkan pembicaraannya. Willy tak ingin Mamanya mengetahui masalahnya. Willy sudah dewasa dan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Prinsip Willy. 
"Bukan Mama." 
"Terus?" 
"Kamu mau tau?" Willy mengangguk cepat. Tak tahu mengapa hatinya mulai tak karuan. Ada secuil rasa sakit di hatinya. Entah karena apa. Tanpa mengatakan sesuatu Mama Willy beranjak keluar dari kamar Willy, dan tanpa disuruh Willy membuntuti Mamanya. 
'Kamar tamu?' Tanya Willy dalam hati. Willy heran mengapa Mamanya berjalan menuju kamar tamu. 
CKLEK! Pintu kamar itu terbuka. Terlihat seorang gadis masih tergolek lemas di ranjang yang nyaman itu. Di sebelahnya ada Mbok Mun yang menggantikan Mama Willy untuk menjaganya. 
"Lihat Willy, dia sakit karenamu! Dan Mama sangat kecewa sama kamu!" 
DEG! 




To be a continue... 



Gimana part ini? Gaje kah? Aneh kah? Hahaha Thanks for reading. :) butuh kritik dan saran yaaaaaaaa. Makasih banyaaaaaaak :D Maaf yaaa kalo lanjutnya lama, ide suka mogok udah gitu di tambah tugas kampus yang sesuatu itu loh haha *curcol* 
Sekali lagi, makasih banyak! Lope lope di udara. Muaaaah (˘⌣˘)ε˘`) 




-dfg28-