Hari ini begitu berarti
Tiga tahun sudah kita tlah
lewati
Malam ini hanya kau dan aku
mengenang semua rasa yang ada
Drrt drrt ….
Seorang gadis mengambil
ponselnya yang terletak di meja
kerjanya.
From : MyRainbow
Sayang, datang ke kafe biasa yaa. Dandan yang cantik.
Love you… :*
Gadis itu tampak berseri-seri.
Terlihat semburat merah menyeruak di pipi chubby-nya. Dengan perasaan yang
berbunga-bunga, dia mengetik keypad Hpnya untuk membalas.
To : MyRainbow
Oke sayang, see you.
Love you too :*
Setelah membalas pesannya dia langsung beranjak
pulang dan bersiap siap untuk bertemu dengan kekasihnya.
***
Tampak seorang gadis yang sedang
menyeruput orange juice nya. Sesekali pandangannya tertuju pada pengunjung yang
datang lewat pintu utama. Rupanya dia sedang menunggu seseorang. Terkadang dia
memanyunkan bibirnya dan mendecak kesal.
Tiba-tiba ada seorang yang menutup mata indahnya.
“ish siapa sih?!”ucap gadis itu
sembari melepaskan tangan orang tersebut dengan kasar. Tanpa menoleh ke arah
siempunya tangan kekar itu.
“oow santai, baby!” ucapnya, dia
terkekeh pelan. Dia sengaja merubah nada suaranya menjadi berat.
“baby, baby emang lo siapa sih
panggil gue seenak jidat lo.” Gadis itu belum saja menoleh kearah orang tadi. Karena ketakutan akan orang asing hinggap di
dirinya. Dia merutuki kekasihnya yang belum datang sampai saat ini. Pikiran
negative mulai menyeruak pada otaknya. Duh, My Rainbow mana sih? Oh God, help
me! Jerit batin gadis itu.
“yeey, kamu kok gitu sih. ” kata
orang itu sambil duduk di hadapan gadis-nya- itu.
“Stefan! Aku kira siapa?” pekik
Sang gadis dengan kagetnya. Ternyata orang yang menutup matanya tadi adalah
kekasihnya yang di tunggunya. “Kamu kok lama sih? Aku udah nunggu dari tadi
loh.” ucap gadis itu sambil cemberut. Stefan terkekeh geli melihat tingkah
kekasihnya itu. Inilah yang dia suka, Yuki yang polos apa adanya dan gak jaim.
“Aduh, maaf Yuki, sayang. Tadi aku ke jebak macet. ” ucap
Stefan sembari mengacak acak rambut Yuki.
“Ah, Stefan, jangan di acak-acak
dong, nanti cantik aku nya ilang.” Ucap Yuki kesal, sembari merapikan
rambutnya.
“Meskipun acak-acakan kamu tetep
cantik, sayang. ” Puji Stefan. Dia mengecup tangan Yuki dan membuat warna merah
pada pipi chubby gadisnya itu.
“Ah, kamu apaan sih, aku malu
tau,” Pernyataan Yuki yang polos itu membuat Stefan terkekeh kecil.
“Happy Anniversary 3rd,
sayang.” Ucap Stefan sambil mengecup
kening Yuki. “Gak kerasa yaa, kita udah
jalani ini selama tiga tahun. Banyak yang aku alami selama itu. Saat aku harus
bisa hadapi masalah, bersikap lebih dewasa, mengontrol emosi ku. Kamu selalu
ada di sampingku, saat suka maupun dukaku. Dan karena itu, aku mau ngucapin
banyak ucapin terimakasih sama kamu karena kamu telah menjadi warna dalam
hidupku. Kamu adalah pelangi yang diciptakan Tuhan untukku.” Kata Stefan dengan
suara yang lembut, tatapan mata yang lembut pula serta senyum indah yang
tersungging di bibirnya.
“Sama-sama Stef. Aku bingung mau
ngomong apa, semua yang kamu ucapkan itu udah mewakili kata hatiku, Stef.
You’re my Rainbow, Stef.” Yuki memeluk erat Stefan. Seakan dia enggan
kehilangan kekasihnya. Stefan melepaskan
pelukannya dan menatap mata indah milik Yuki yang mampu menghangatkan dan
memberi warna pada hatinya.
“Yuki
ada mau aku kasih ke kamu, tutup mata ya!” perintah Stefan. Yuki menutup mata
nya dan Stefan mulai memasangkan kalung berinisialkan “SY” [singkatan dari nama mereka berdua “stefan yuki”] itu ke Leher jenjang kekasihnya. Kalung indah yang
berhiaskan berlian itu tampak indah ketika sudah tersemat di leher Yuki.
Perlahan yuki membuka matanya dan melihat kalung yang Stefan berikan.
“Stef , bagus
banget makasih yaa. I love you.” Yuki memeluk
Stefan.
“I love
you too.” Stefan membalas pelukannya . Setelah adegan itu selesai mereka mulai
memesan makanan dan mengenang semua yang
yang mereka lalui selama tiga tahun kebelakang mulai dari awal mereka bertemu, jadian
bahkan saat mereka hampir putus gara gara pihak ke tiga. Meredam emosi,
kepercayaan, kesetiaan dan komunikasi yang menjadi jurus jitu pasangan ini.
***
“Makasih
ya, Stef buat hari ini”
“Sama-sama, Ki.”
“Ya udah kalo gitu, kamu mau
mampir dulu?” Yuki menawarkan Stefan
masuk ke dalam rumahnya.
“Maaf Ki, lain kali aja yaa. Salam
buat mama, papa aja ya.”
“Siap boss!” Yuki memberikan
hormat lalu pergi meninggalkan Stefan. Namun belum jauh Yuki berjalan, Stefan
memangilnya. “Yuki!” Sang empunya nama pun menoleh kearah Stefan.
“Ada apa Stef?” Stefan menghampiri
Yuki dan berbisik, “Ada yang lupa…” Tiba-tiba saja Stefan mengecup pipi
Yuki. Yuki hanya bisa tersenyum dan
kembali meneruskan langkahnya.
“Besok pagi aku tunggu di taman
yaa, jam tujuh.” Teriak Stefan. Yuki mengacungkan jempolnya tanpa berbalik sambil senyum-senyum
gak jelas.
Masa-masa yang indah
Penuh warna dan juga canda ceria
Akankah kita temui, kebahagiaan seperti ini lagi
***
“Ki, aku sayang kamu.” Ucap
Stefan tanpa melirik Yuki yang ada di sampingnya.
“Aku tau kok, aku juga sayang
kamu.” Yuki menoleh ke arah Stefan dengan raut wajah bingung, belum pernah
Stefan seserius ini sebelumnya.
“Ki, maafin aku.” Kini Stefan menatap
mata Yuki. Mata yang membuat dirinya merasa nyaman.
“Maaf karena apa, Stef? Kamu gak
ada salah kok sama aku.” Yuki bingung, tumben
banget Stefan minta maaf tanpa sebab
atau jangan-jangan. Shut! Yuki mencoba membuang jauh jauh pikiran negatifnya.
“Aku harus pergi, Ki. Selama
beberapa tahun.” Ucap Stefan lirih, dia menatap yuki yang sedari tadi memasang
wajah bingungnya. “Aku harus pergi beberapa tahun untuk meneruskan kuliahku di
Ausy, ini sebenarnya udah aku rencanain
sejak lama. Aku ingin mencapai cita-citaku
di sana. Kamu tahu kan, Ki. Ini yang aku mimpikan selama ini. Aku dapat
beasiswa di Universitas Art. Dan ini benar-benar udah di depan mata. Aku gak
mungkin menolak kesempatan ini. Aku harap kamu ngerti yaa, sayang?” Ucap Stefan
panjang lebar. Tanpa disuruh, butiran air mata kini telah meluap sungai di pipi
chubby Yuki. Dia tahu, dia tak punya hak untuk melarang kekasihnya. Melarang
untuk mencapai cita-cita yang dimimpikannya
selama ini. Tapi namanya juga hati, hati tidak bisa bohong. Sebenarnya hatinya
tak rela, tapi apa boleh buat. Tuhan telah mengatur segalanya dan mungkin ini
adalah ujian pejalanan cinta mereka. “Aku ngerti, raihlah mimpi dan cita-cita
kamu, kesempatan tak akan datang dua kali, bukan?” Yuki mengembangkan senyuman di dalam tangisan nya, ia berusaha
untuk tegar.
“Makasih sayang, aku janji aku pasti akan kembali aku akan menjaga cinta
ini. Udah ya jangan nangis, aku gak tega liat kamu nangis.” Stefan mengusap air
mata Yuki yang masih menggenang di
pipinya.
“I love you, My Princess”
“I love you too, My Rainbow”
Selamat tinggal kasih, hapuslah air matamu
Aku pergi jauh, namun kan kembali
Selamat tinggal sayang
Semoga kau dan aku, akan terus abadi menyatu
Menjaga perasaan itu
Jadikan hari ini, sebagai satu kisah
Yang manis dan kan terus di kenang
“Jika Engkau, mengijinkan kami bersama, ku mohon pertemukan kami dengan
cara-indah-Mu. Aku akan terima apapun keputusan-Mu. Aku akan menjaga hati ini,
untuk mendapatkan Ridho-Mu agar aku selalu bersamanya. Dan aku percaya, tulang
rusuk takkan pernah tertukar.”—Stefan dan Yuki--