CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 09 November 2012

Dan Kamu #8


Helo helo kembali dengan cerpen aku yang geje segejegejenya. Haha. Udah lumutan banget dah ini. Tp mudah-mudahan ada yang suka yaa. Amiin :) 




Happy reading guys! Check this out! 




Waktu menunjukkan pukul 18.30. Setengah jam lagi. Dug.. Dug.. Dug.. Jantung Yua berdegup lebih kencang dari biasanya. Huft. Keep calm, Yua! Yua menghembuskan nafasnya agak berat. Rupanya dia sedang dilanda grogi tingkat akut. Tunggu. Dalam waktu setengah jam lagi, Yua masih berdiam diri di depan meja riasnya? Melamun lebih tepatnya. Kenapa gak langsung caw gitu? Padahal kan, jalan dari rumahnya ke cafe yang dituju lumayan jauh, belum lagi di tambah macet. Bisa-bisa Willy lumutan parah disana. Oh no! 
Cklek! 
Pintu kamar Yua terbuka. Membuat siempunya kamar terperanjat dari lamunannya. Yua menoleh ke arah pintu kamarnya. Di dapati seorang wanita mengenakan dress pink dengan tali spageti yang menggantung di pundaknya, di tambah aksen bunga rose di sepanjang dadanya. 
"Kak Kimmy, ada apa?" 
"Ada apa? Kamu liat sekarang jam berapa?" Ucap Kimmy sedikit kesal. Yua melirik ke arah jam yang bertengger di dindingnya. 
"Ya ampun. Kenapa gak ingetin dari tadi sih?!" Pekik Yua, ketika dia menyadari bahwa hanya tinggal sepuluh menit sebelum jam 7 teng. Sedangkan dia sama sekali belum beranjak pergi. Diambil tas Yua yang telah disiapkannya tadi di atas ranjang. 
"Kak, Yua pergi dulu ya! Muaah." Yua mencium pipi Kimmy yang sedari tadi berdiam di depan pintu, dan berlalu meninggalkan Kimmy yang gemas akan tingkah adik iparnya itu. 

*** 

Kini Yua dan Willy terduduk di sebuah meja yang jauh dari keramaian. Sambil menunggu makanan yang di pesannya, Willy dan Yua berbincang-bincang, bernostalgialah lebih tepatnya. Tak jarang tawa nyaring keluar dari bibir mereka, mengingat kejadian lucu yang telah mereka alami. 
"Hmm. Yu, aku ke toilet dulu ya!" Pamit Willy. Yua mengangguk menyetujuinya. 




Tak berapa lama dari perginya Willy. Terdengar suara... 
JRENG! 
Petikan senar-senar gitar mengalun indah. 
Mengejar dirimu takkan ada habisnya 
Membuat diriku menggila 
Bila hati ini menjatuhkan pilihan 
Apapun akan ku lewati 
Suara merdu dari panggung membuat Yua menoleh ke sumber suara. Mata nya terbelalak tak percaya. Melihat siapa yang berada di panggung sekarang. "Kak Willy?" Desah Yua. Willy dengan lihainya memetik gitar yang berada di pangkuannya. Sorot mata Willy tertuju pada Yua, begitu pula sebaliknya. Dan semua yang ada disana menyaksikan aksi romantis Willy. 
Hari ini sayang sangat penting bagiku 
Kau jawaban yang aku cari wooo ooo ooo 
Kisah ini sayang kan ku bagi denganmu 
Dengarlah sayang kali ini permintaanku padamu 



Willy mengangkat gitarnya dan berjalan mendekati Yua. Gitarnya tak dilepaskannya. Petikannya makin terdengar indah di tambah dengan suara Willy yang merdu. Sangat merdu. Dan dapat membuat hati Yua meleleh. 



Dan dengarlah sayangku 
Aku mau kau jadi kekasihku 
Ya sambutlah cintaku 
Berbagi kisah kasih berdua ooooh 
Yua tersipu malu saat Willy melihat Willy yang ada di hadapannya. 
Jantung ini sayang terukirkan namamu 
Begitu juga di hatiku, hatiku 
Hujan warna-warni kata orang tak mungkin 
Namun itu mungkin bagiku sebuah tanda cintaku 
Willy mendekatkan dirinya dengan Yua. Hampir tak berjarak. Tapi tak membuat permainan gitar Willy terhambat. Dia menyanyikan lirik terakhir dengan cara berbisik pada Yua. Aksinya itu menghasilkan rona merah di pipi chubby Yua. 
Dan dengarlah sayangku 
Aku mau kau jadi kekasihku 
Ya sambutlah cintaku 
Berbagi kisah kasih berdua, berdua, berdua 
Willy telah menyelesaikan lagunya. Kini gitarnya, dia simpan di meja yang berada di dekatnya. Setelah itu, Willy menggenggam kedua tangan Yua. Menatap mata bulat nan indah bagaikan pancaran bulan. Sang mata bulanpun menatap keindahan mata elang yang elok itu. Tampak ketulusan dan kasih sayang terpancar pada sepasang mata kedua sejoli itu. 
"You always in my mind, always in my dream. Baby say that you will always be mine.". Ucap Willy lembut. Perkataan Willy membuat Yua tersenyum dan mengeratkan genggamannya pada tangan Willy. "Will you marry me?" Lirih Willy. 
Yua menunduk. Hatinya tampak tak karuan saat ini. Tak ada jawaban dari Yua. Membuat hati Willy tak yakin kekasihnya akan menerima lamarannya. "Will you marry me?" Ulang Willy sekali lagi. Yua tak bergeming. Dia tetap menundukkan kepalanya. Para penonton yang hadir hanya dapat harap-harap cemas dengan keputusan Yua. Rupanya bukan hanya Willy yang merasa gelisah, tapi mereka juga. 
"Hhh, I know, kamu gak mau sama aku." Willy melepaskan genggamanya lalu pergi meninggalkan Yua yang masih terdiam di tengah kerubunan, menatap punggung Willy yang makin lama menghilang tertelan tembok haha (?). Para penontonpun akhirnya bubar. Tampak raut kekecewaan dari semuanya. Mereka tak menyangka aksi romantis Willy mendapatkan penolakan dari kekasihnya. Yua bingung apa yang harus diperbuat. Dia tak mampu mengejar Willy, entah sejak kapan kakinya sulit di gerakan. Yua menatap seluruh penjuru cafe. Hanya menatap. Air matanya mulai menyeruak meminta keluar dari tempat persembunyiannya. Matanya terasa panas dan memerah. Hatinya sakit tak terkira. 
"Bodoh, hiks~" 
"I will, Kak! Hiks.. Hiks.." 
Brukk! Tubuh Yua ambruk dan tangisnya terus mengguncang. 








To be a continue... 
Gimana? Ancur yaa? Haha maaf yaa aneh hehe jangan lupa bubuhkan kritik dan saran yaa. Thankies for reading (˘⌣˘)ε˘`) lope lope di udara hahaha 



_dfg28_

0 komentar:

Posting Komentar