CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 30 November 2012

Kisah Kita [Cerpen]


Hari ini begitu berarti
 Tiga tahun sudah kita tlah lewati
Malam ini hanya  kau dan aku mengenang semua rasa yang ada

Drrt drrt ….
Seorang gadis mengambil ponselnya  yang terletak di meja kerjanya.

From : MyRainbow
Sayang, datang ke kafe biasa yaa. Dandan yang cantik.
Love you… :*

Gadis itu tampak berseri-seri. Terlihat semburat merah menyeruak di pipi chubby-nya. Dengan perasaan yang berbunga-bunga, dia mengetik keypad Hpnya untuk membalas.

To : MyRainbow
Oke sayang, see you.
Love you too :*

Setelah  membalas pesannya dia langsung beranjak pulang dan bersiap siap untuk bertemu dengan kekasihnya.
***
Tampak seorang gadis yang sedang menyeruput orange juice nya. Sesekali pandangannya tertuju pada pengunjung yang datang lewat pintu utama. Rupanya dia sedang menunggu seseorang. Terkadang dia memanyunkan bibirnya dan mendecak kesal.
Tiba-tiba ada seorang  yang menutup mata indahnya.
“ish siapa sih?!”ucap gadis itu sembari melepaskan tangan orang tersebut dengan kasar. Tanpa menoleh ke arah siempunya tangan kekar itu.
“oow santai, baby!” ucapnya, dia terkekeh pelan. Dia sengaja merubah nada suaranya menjadi berat.
“baby, baby emang lo siapa sih panggil gue seenak jidat lo.” Gadis itu belum saja menoleh kearah orang tadi.  Karena ketakutan akan orang asing hinggap di dirinya. Dia merutuki kekasihnya yang belum datang sampai saat ini. Pikiran negative mulai menyeruak pada otaknya. Duh, My Rainbow mana sih? Oh God, help me! Jerit batin gadis itu.
“yeey, kamu kok gitu sih. ” kata orang itu sambil duduk di hadapan gadis-nya- itu.
“Stefan! Aku kira siapa?” pekik Sang gadis dengan kagetnya. Ternyata orang yang menutup matanya tadi adalah kekasihnya yang di tunggunya. “Kamu kok lama sih? Aku udah nunggu dari tadi loh.” ucap gadis itu sambil cemberut. Stefan terkekeh geli melihat tingkah kekasihnya itu. Inilah yang dia suka, Yuki yang polos apa adanya dan gak jaim.
“Aduh, maaf  Yuki, sayang. Tadi aku ke jebak macet. ” ucap Stefan sembari mengacak acak rambut Yuki.
“Ah, Stefan, jangan di acak-acak dong, nanti cantik aku nya ilang.” Ucap Yuki kesal, sembari merapikan rambutnya.
“Meskipun acak-acakan kamu tetep cantik, sayang. ” Puji Stefan. Dia mengecup tangan Yuki dan membuat warna merah pada pipi chubby gadisnya itu.
“Ah, kamu apaan sih, aku malu tau,” Pernyataan Yuki yang polos itu membuat Stefan terkekeh kecil.
“Happy Anniversary 3rd, sayang.” Ucap Stefan sambil  mengecup kening  Yuki. “Gak kerasa yaa, kita udah jalani ini selama tiga tahun. Banyak yang aku alami selama itu. Saat aku harus bisa hadapi masalah, bersikap lebih dewasa, mengontrol emosi ku. Kamu selalu ada di sampingku, saat suka maupun dukaku. Dan karena itu, aku mau ngucapin banyak ucapin terimakasih sama kamu karena kamu telah menjadi warna dalam hidupku. Kamu adalah pelangi yang diciptakan Tuhan untukku.” Kata Stefan dengan suara yang lembut, tatapan mata yang lembut pula serta senyum indah yang tersungging di bibirnya.
“Sama-sama Stef. Aku bingung mau ngomong apa, semua yang kamu ucapkan itu udah mewakili kata hatiku, Stef. You’re my Rainbow, Stef.” Yuki memeluk erat Stefan. Seakan dia enggan kehilangan kekasihnya. Stefan  melepaskan pelukannya dan menatap mata indah milik Yuki yang mampu menghangatkan dan memberi warna pada hatinya.

“Yuki ada mau aku kasih ke kamu, tutup mata ya!” perintah Stefan. Yuki menutup mata nya dan Stefan mulai memasangkan kalung berinisialkan “SY” [singkatan dari nama mereka berdua “stefan yuki”] itu ke Leher jenjang kekasihnya. Kalung indah yang berhiaskan berlian itu tampak indah ketika sudah tersemat di leher Yuki. Perlahan yuki membuka matanya dan melihat kalung yang Stefan berikan.
“Stef , bagus banget makasih yaa. I love you.”  Yuki memeluk Stefan.
“I love you too.” Stefan membalas pelukannya . Setelah adegan itu selesai mereka mulai memesan  makanan dan mengenang semua yang yang mereka lalui selama tiga tahun kebelakang mulai dari awal mereka bertemu, jadian bahkan saat mereka hampir putus gara gara pihak ke tiga. Meredam emosi, kepercayaan, kesetiaan dan komunikasi yang menjadi jurus jitu pasangan ini.

  
***

“Makasih ya, Stef buat hari ini”
“Sama-sama, Ki.”
“Ya udah kalo gitu, kamu mau mampir dulu?” Yuki menawarkan  Stefan masuk ke dalam rumahnya.
“Maaf Ki, lain kali aja yaa. Salam buat mama, papa aja ya.”
“Siap boss!” Yuki memberikan hormat lalu pergi meninggalkan Stefan. Namun belum jauh Yuki berjalan, Stefan memangilnya. “Yuki!” Sang empunya nama pun menoleh kearah Stefan.
“Ada apa Stef?” Stefan  menghampiri  Yuki dan berbisik, “Ada yang lupa…” Tiba-tiba saja Stefan mengecup pipi Yuki. Yuki hanya bisa tersenyum  dan kembali meneruskan langkahnya.
“Besok pagi aku tunggu di taman yaa, jam tujuh.”  Teriak Stefan.  Yuki mengacungkan  jempolnya tanpa berbalik sambil senyum-senyum gak jelas.

Masa-masa yang indah
Penuh warna dan juga canda ceria
Akankah kita temui, kebahagiaan seperti ini lagi

***

“Ki, aku sayang kamu.” Ucap Stefan tanpa melirik Yuki yang ada di sampingnya.
“Aku tau kok, aku juga sayang kamu.” Yuki menoleh ke arah Stefan dengan raut wajah bingung, belum pernah Stefan seserius ini sebelumnya.
“Ki, maafin aku.” Kini Stefan menatap mata Yuki. Mata yang membuat dirinya merasa nyaman.
“Maaf karena apa, Stef? Kamu gak ada salah kok sama aku.” Yuki  bingung, tumben banget Stefan  minta maaf tanpa sebab atau jangan-jangan. Shut! Yuki mencoba membuang jauh jauh pikiran negatifnya.
“Aku harus pergi, Ki. Selama beberapa tahun.” Ucap Stefan lirih, dia menatap yuki yang sedari tadi memasang wajah bingungnya. “Aku harus pergi beberapa tahun untuk meneruskan kuliahku di Ausy, ini sebenarnya  udah aku rencanain sejak lama.  Aku ingin mencapai cita-citaku di sana. Kamu tahu kan, Ki. Ini yang aku mimpikan selama ini. Aku dapat beasiswa di Universitas Art. Dan ini benar-benar udah di depan mata. Aku gak mungkin menolak kesempatan ini. Aku harap kamu ngerti yaa, sayang?” Ucap Stefan panjang lebar. Tanpa disuruh, butiran air mata kini telah meluap sungai di pipi chubby Yuki. Dia tahu, dia tak punya hak untuk melarang kekasihnya. Melarang untuk mencapai cita-cita yang  dimimpikannya selama ini. Tapi namanya juga hati, hati tidak bisa bohong. Sebenarnya hatinya tak rela, tapi apa boleh buat. Tuhan telah mengatur segalanya dan mungkin ini adalah ujian pejalanan cinta mereka. “Aku ngerti, raihlah mimpi dan cita-cita kamu, kesempatan tak akan datang dua kali, bukan?” Yuki mengembangkan  senyuman di dalam tangisan nya, ia berusaha untuk tegar.
“Makasih sayang, aku janji  aku pasti akan kembali aku akan menjaga cinta ini. Udah ya jangan nangis, aku gak tega liat kamu nangis.” Stefan mengusap air mata Yuki yang masih menggenang di  pipinya.
“I love you, My Princess”
“I love you too, My Rainbow”

Selamat tinggal kasih, hapuslah air matamu
Aku pergi jauh, namun kan kembali
Selamat tinggal sayang
Semoga kau dan aku, akan terus abadi menyatu
Menjaga perasaan itu
Jadikan hari ini, sebagai satu kisah
Yang manis dan kan terus di kenang




“Jika Engkau, mengijinkan kami bersama, ku mohon pertemukan kami dengan cara-indah-Mu. Aku akan terima apapun keputusan-Mu. Aku akan menjaga hati ini, untuk mendapatkan Ridho-Mu agar aku selalu bersamanya. Dan aku percaya, tulang rusuk takkan pernah tertukar.”—Stefan dan Yuki-- 

0 komentar:

Posting Komentar