CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 17 Mei 2012

Cinta atau Obsesi?! [cerbung] 1



"Lupain dia deh, ngapain sih elo masih ngarepin orang ga punya hati kaya dia!" omel Vitha waktu dia lihat Ajeng menangis di taman sekolah. Dia bingung harus bicara apalagi sama sahabat tersayangnya itu.
"Tapi gue cinta sama Yudha, Vit!" ucap Ajeng dalam isak tangisnya. Vitha tersenyum kecut. "Cinta?! Tapi sayangnya dia gak cinta sama elo, Jeng!" ucap Vitha penuh penekanan. Ajeng tersentak ketika sahabatnya berkata seperti itu. Seharusnya Vitha menghibur, bukan bikin Ajeng down seperti ini. Air mata Ajeng terus mengalir di pipi chubbynya. Memang apa yang di katakan Vitha itu benar, tapi tidak mampu memdobrak pertahanan Ajeng untuk tetap mencintai Yudha. Ajeng menghapus air matanya dengan kasar.
"Gue tau itu, tapi gue akan terus berjuang untuk dapetin cinta yang gue mau. Gue akan berusaha agar Yudha cinta sama gue dan jadi milik gue." ucap Ajeng dengan penuh keyakinan.
"Ya..ya..ya.. Terserah elo aja deh. Liat aja ntar apa yang akan terjadi. Apakah elo akan mendapatkan cinta lo? Atau waktu lo terbuang sia-sia dengan cinta semu lo itu." kata Vitha memberi peringatan.
"Yah, elo tuh jahat banget tau yaa, bukannya didukung malah di bikin down." sungut Ajeng.
"Ya deh, gue akan dukung lo, apapun yang terjadi. Yaudah, ke kelas yuk! Bentar lagi bel masuk." ajak Vitha. Vitha tampak pasrah dengan kelakuan sahabatnya.

 ***

"Hei Yudh, nih aku bawain nasi goreng buat kamu, buatan aku loh." ucap Ajeng dengan semangat 45. Yudha menoleh ke arah Ajeng lalu beranjak dari tempat duduknya. Wajahnya datar tanpa ekspresi. Tak tahu kenapa, dia selalu memasang sikap dinginnya kala bertemu Ajeng. Padahal dia termasuk tipe orang yang ramah pada siapapun.
"Yudh, mau kemana?" ucap Ajeng seraya menahan tangan Yudha agar tetap diam di tempatnya. Tapi sayang, Yudha menepis tangan Ajeng dan tak sedikitpun menyentuh kotak makan yang berisikan nasi goreng itu di tangan Ajeng. Tak terasa butiran-butiran bening menetes dari mata indah Ajeng seiring berlalunya Yudha dari hadapannya. "ARGH! Ayo Ajeng, lo gak boleh nangis!"
***
"DARR!"
"ish, apa-apaan lo Vit!" Ajeng mendengus kesal sambil mengusap-usap telinganya. Sedangkan Vitha hanya cengengesan melihat wajah kesal sahabatnya itu.
"haha muke lo lucu kalo lagi cemberut gitu. Kenapa neng ngelamun terus? Galau lagi ya?" ucap Vitha setengah mengejek.
Pletak! "aww, Ajeng! Sakit!" Vitha meringis kesakitan. Tega-teganya Ajeng menjitak Vitha dengan bukunya.
"Abisnya, lo itu bukannya hibur gue gitu. Liat aja nanti kalo lo galau karena Fathir. Jangan harap gue hibur lo!" ketus Ajeng. Pletak! Kini giliran Vitha yang melayangkan jitakannya ke kepala Ajeng. Ajengpun meringis kesakitan.
"Heh, lo itu ya, doain yang bener napah. Emangnya lo tega yaa, liat sahabat lo yang imut ini galau?" ucap Vitha kesal. Ajeng terkekeh pelan.
"imut dari hongkong! Lo juga doain gue tuh yang bener gitu. Jangan bikin gue tambah galau."
"iya deh, maafin gue yaa sahabatku yang jelek." Vitha ingin memeluk Ajeng, namun tiba-tiba Ajeng menginjak kaki Vitha.
"enak aja, cantik gini di bilang jelek. Lo tuh yang jelek. Wle!" Ajeng pun lari meninggalkan Vitha yang menahan rasa sakitnya.
"eh tungguin lo!" Vitha mengejar Ajeng. Dan mereka saling kejar-kejaran.

***

"eh Yudh, sendiri aja, bro?" seseorang menghampiri Yudha yang sedang asyik bermain basket sendirian dan merebut bola basket itu dari tangan Yudha dan memasukannya ke ring.

"Lo kenapa Yudh, gue perhatiin permainan lo kali ini kurang bagus. Lagi ada masalah?" tanya Fathir setelah mereka berdua selesai bermain.
"Gak kok Thir, gue gak kenapa-napa kok." Yudha mengembangkan sedikit senyum tipisnya. Meyakinkan kepada sahabatnya kalau dia tidak kenapa-napa.
Tiba-tiba ada sereorang menyodorkan sebuah botol kepada Yudha. Yudhapun menoleh sesaat lalu kembali menatap lurus.
"nih minum buat lo, gue tau lo pasti haus, kan?"
Tak ada sedikit pun respon dari Yudha. Tapi gadis itu tetap bertahan dengan posisi itu sampai Yudha mengambil botol itu dari tangannya. Karena tak tega dengan Ajeng, Fathir pun merebut botol itu dari tangan Ajeng.
"buat gue aja ya Jeng! Haus."
"ets! Enak aj.." Ketika Ajeng sedang merebut kembali botol yang hampir di seruput di tangan Fathir tiba-tiba ada seorang menghampiri.
"Yudhaaa, ini gue bawa minuman buat lo." ucap seorang gadis itu dengan nada manja. Yudha tersenyum lalu mengambil botol dari gadis itu dan meminumnya tanpa sisa.
"hhh, lo tau aja kalo gue lagi haus. Thanks ya, Ren!" Yudha mengembangkan senyum manisnya dan beranjak dari tempat duduknya.
"Bro, gue duluan ya. Yuk Ren!" Yudha pun pergi di ikuti oleh Rena, tanpa memperdulikan Ajeng yang sedari tadi mematung.

"oh iya bro! See you!" balas Fathir. Yudha hanya mengacungkan jempolnya sebagai responnya.
"hhh, Jeng ini buat gue ya, tanggung nih, lagian Yudha juga udah pergi." ucap Fathir dengan muka memelas. Ajeng mendengus kesal. Bagaimana tidak, dia yang pertama menawarkan minum pada Yudha, eh, malah ada Rena. Mood Ajeng saat ini benar-benar hancur.
"Jeng! Buat gue ya." ucap Fathir lagi-lagi dengan wajah memelas.
"minum aja sono! Sekalian tuh sama botolnya!" ketus Ajeng.
Fathirpun meminumnya sampai tetes terakhir.
"thanks ya Jeng. Oh ya Jeng, Vitha mana?" tanya Fathir, karena sedari tadi dia tidak melihat kekasihnya itu.
"meneketehe! Selingkuh kali. Udah ah gue cabut dulu." ucap Ajeng sekenanya lalu meninggalkan Fathir yang sedang memikirkan apakah kekasihnya itu selingkuh seperti yang dikatakan Ajeng tadi.
"ah si Ajeng! Bikin gue parno aja."

***

Maafkan aku melukis luka
Membuatmu bersedih mengundang airmata

Di sebuah ruangan ber-wallpaper perpaduan hitam-merah, terdapat seorang pria sedang memainkan gitarnya mengalunkan suara indahnya.
"hhh" Pemuda itu menghempaskan tubuhnya ke kasur empuk miliknya. Tampak dari raut wajahnya sedang memikirkan sesuatu. Dia menarik nafas lalu membuangnya cepat.
"apa gue udah keterlaluan ya sama dia?"

***

Di lain tempat. Seorang gadis sedang merenungi apa yang terjadi selama ini. 4 tahun sudah gadis ini mengharapkan sesuatu yang semu. Wow! Sakit! Dia lelah dengan semua ini.
"Apa gue harus lupain dia?"
….
"kalo dia bener-bener cinta sama gue, pasti dia bakal ngelakuin apa aja buat gue." ucap pemuda kepada sahabatnya.
"Tapi kan, Yud, dia tuh udah bela-belain buat satu sekolah sama lo, terus satu ekskul sama lo, apa itu gak cukup ngebuktiin kalo Ajeng beneran cinta sama lo." ucap sahabatnya dengan sedikit geram.
"Terus, gue harus gimana?! Tanggepin dia, gitu?!" Fathir mengangguk pertanda setuju lalu melemparkan bola kepada Yudha. "Gue gak mau dia ke-GR-an, ntar dia makin berharap sama gue." tukas Yudha sembari mendrible bola dan menshootnya ke ring. Fathir berhenti bermain, kini dia berada di bangku pinggir lapang.
"Terserah lo aja deh, Yudh. Jujur nih, gue gak tega liat Ajeng lo cuekin gitu. Bagaimanapun juga dia tuh punya hati." Yudhapun menghentikan permainannya, lalu duduk di sebelah Fathir dan mengambil minum yang ada di tasnya.
"Gue juga hati kali, Thir." Yudhapun menghela nafas. "Kalo masalah Ajeng, biar waktu yang menjawab." lanjut Yudha.

Tiba-tiba memori percakapan 2 tahun yang lalu itu terngiang-ngiang di benak Ajeng. Saat itu Ajeng sedang berjalan menuju toilet dekat lapang basket, kemudian dia melihat Yudha dan Fathir berdialog serius. Karena rasa penasarannya tinggi dia pun menguping apa yang sedang mereka bicarakan.

Sampai sekarang ini waktu belum juga menjawab. Ajeng bingung dengan hatinya. Ingin bertahan tapi tak tahan. Ingin lupakan tapi tak lupa.
'ya Allah, berilah hamba-MU petunjuk.' doa Ajeng dalam hati. Dia mencoba terlelap meski rasa sesak menyeruak di hatinya dan air mata yang tak tahan di bendungnya.

Apa yang harus aku lakukan untuk membuat kau menyayangiku
Sgala upaya tlah kulakukan untukmu

***

"gue gak tau apa yang menjalar aneh dihati gue. Lo itu beda. Dan gue harap cuma lo yang bisa menggantikan posisi dia di hati gue." Seorang pemuda sedang asyik dengan bayangannya. Dia sedang merasakan keanehan yang tersebar di hatinya. "maafin gue, Nes. Gue jatuh cinta lagi."

Kau merindu dan membuat ku jatuh kepadamu
Kau menyayangku dan buatku berkata
Ku temukan penggantinya

*bersambung :))

0 komentar:

Posting Komentar